Suasana Perkantoran di Masa Depan

Sabtu, 04 Februari 2012


Masih ingat ruangan holodeck dalam film fiksi ilmiah Star Trek yang
terkenal itu? Dalam holodeck semua kru pesawat ruang angkasa hasil imajinasi
Gene Roddenberry itu bisa merealisasi semua keinginan dan fantasinya. Ruangan
yang lebih banyak difungsikan sebagai sarana rekreasi kru pesawat itu dapat
diprogram untuk menampilkan segala bentuk hologram yang tampak nyata dan
dapat berinteraksi dengan siapa pun yang ada di dalamnya. Suatu saat kapten
pesawat Enterprise itu berlayar di laut fantasi seakan ia sedang berada di planet
Bumi dan benar-benar berlayar di laut yang sesungguhnya. Di saat lain salah satu
kru sering menenggelamkan dirinya dalam fantasi cerita misteri Sherlock Holmes
yang dunianya benar-benar menjadi nyata dalam holodeck. Apakah teknologi kita
dapat merealisasikan imaginasi pembuat film laris dunia itu?
Mari kita menengok kembali penemuan hologram yang menjadi inspirasi
Gene Roddenberry dalam menciptakan holodeck yang luar biasa itu. Teknologi
yang menjadi latar belakang terciptanya hologram lahir dari fisikawan Hungaria,
Dennis Gabor, yang mengembangkan teori holografi sejak tahun 1947. Istilah
hologram berasal dari Bahasa Yunani Holos (penuh atau lengkap) dan Gram
(pesan atau informasi). Hologram didefinisikan sebagai media yang menyimpan
semua informasi yang lengkap. Awalnya Gabor sedang berusaha meneliti
mikroskop elektron. Ia mengembangkan teori untuk mengembangkan kemampuan
mikroskop elektron itu. Pada saat ia berusaha membuktikan teorinya tersebut ia
tidak menggunakan pancaran elektron, tetapi justru menggunakan cahaya.
Hasilnya, ia justru menciptakan hologram pertama di dunia. Tentunya hologram
pertama ini masih tidak sempurna dan banyak kekurangan. Ini disebabkan kurang
memadainya sinar/cahaya yang digunakan. Sinar yang dibutuhkan untuk
menciptakan hologram yang lebih baik adalah sinar LASER yang baru
dikembangkan pada tahun 1960.
LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation. Cahaya laser merupakan cahaya yang memiliki beberapa
karakteristik khusus yang membedakannya dengan cahaya biasa. Sinar laser
merupakan cahaya monokromatik (satu panjang gelombang yang spesifik),
koheren (pada frekuensi dan fasa yang sama), dan menuju satu arah yang sama
sehingga cahayanya menjadi sangat kuat, terkonsentrasi (terpusat), dan
terkoordinir dengan baik. Untuk memahami perbedaan sinar laser dengan cahaya
lampu biasa kita bisa menganalogikannya dengan melihat kondisi lalu lintas di
suatu jalan raya satu arah, misalnya di jalan tol bebas hambatan. Di jalan tol itu
kita bisa melihat banyak jenis mobil dengan bermacam warna, bentuk, ukuran,
dan merk. Semuanya berjalan pada kecepatan yang berbeda-beda. Ini
menggambarkan cahaya yang biasa kita temui di sekitar kita, seperti cahaya
lampu senter. Masing-masing gelombang cahaya merambat pada berbagai panjang
gelombang, frekuensi, dan fasa yang berbeda-beda satu sama lain. Misalnya di
jalan tol tadi kita kemudian melihat sederetan mobil yang persis sama bentuknya,
warna, jenis, ukuran, dan merknya. Semua bergerak dengan kecepatan yang sama
persis dan semuanya berada pada jarak yang sama satu sama lain. Kita terus
melihat pasukan yang terkoordinir dengan rapi ini melaju tanpa pernah terjadi
ketidakberaturan. Inilah yang dianalogikan dengan sinar laser. Keseragaman
dalam semua aspek ini menggambarkan sifat monokromatik dan koheren sinar
laser. Karena itulah sinar laser bisa menghasilkan hologram yang lebih berkualitas.





Untuk membuat sebuah hologram, sinar laser (Gambar 1) diarahkan pada
sebuah pembagi (beam splitter) yang membaginya menjadi dua bagian, sinar 1
dan sinar 2. Sinar 1 merupakan referensi atau acuan (reference beam), sedangkan
sinar 2 merupakan sinar yang nantinya diarahkan ke obyek yang akan dibuat
hologramnya (disebut object beam). Sinar 1 memantul pada cermin yang
berfungsi untuk mengarahkan sinar pada film. Sinar 2 juga dipantulkan pada
cermin yang berfungsi untuk mengarahkannya pada obyek. Saat mengenai obyek,
sejumlah sinar (yang berasal dari sinar 2 tadi) dipantulkan oleh obyek sehingga
pantulannya itu berinterferensi dengan sinar 1 saat mencapai film. Interferensi
gelombang cahaya inilah yang dicatat informasinya dalam film tersebut. Informasi
ini merupakan informasi atau data lengkap mengenai pola interferensi yang sangat
bergantung pada bentuk permukaan obyek yang memantulkan sinar tadi. Jika film
tersebut disinari lagi dengan sinar 1 (reference), informasi pola interferensi cahaya
tadi dapat ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi yang selama ini kita kenal
sebagai hologram. Holografi atau proses pembuatan hologram ini terus
dikembangkan supaya tampilan tiga dimensinya semakin sempurna dan semakin
persis dengan obyek aslinya. Salah satu teknologi yang menjadi kunci utama
perkembangan teknik holografi adalah teknologi sinar lasernya. Sinar laser yang
100% koheren sangat mahal dan susah didapatkan. Inilah inti penelitian yang
sedang gencar dijalankan oleh para peneliti dunia saat ini.
Supaya ruangan kantor kita bisa seperti holodeck pesawat Enterprise yang
canggih itu, teknologi holografi harus didukung lagi oleh kamera-kamera
berkualitas, komputer canggih yang super cepat, serta jaringan internet yang dapat
diandalkan. Dunia yang dipenuhi hologram (holographic environment) ini
menggunakan konsep tele-emersi. Sejumlah kamera digunakan untuk merekam
obyek-obyek yang akan dibuat hologramnya. Kamera yang digunakan harus
banyak karena harus bisa merekam semua sudut pandang yang ada supaya
hologram yang dihasilkan benar-benar tampak jelas dalam tiga dimensi. Berbagai
sensor elektronik digunakan untuk mendeteksi adanya pergerakan (perubahan
posisi) obyek. Data-data ini diolah oleh komputer dan kemudian disebarkan
melalui internet supaya dapat diproyeksikan di berbagai tempat.

Suasana perkantoran di masa depan akan banyak melibatkan teknologi
tele-emersi ini. Seorang arsitek yang akan mempresentasikan rancangannya
(Gambar 2) dapat tampil lebih meyakinkan dengan bantuan hologram yang dapat
ditampilkan dalam ruangan presentasi. Rancangannya dapat dilihat dalam bentuk
tiga dimensi yang sangat jelas dan indah. Kreativitas sang arsitek dapat
dimaksimalkan dan semua yang melihat hologram itu dapat langsung mengerti ide
yang akan disampaikan. Asyiknya lagi, jika kita punya klien yang berada di lokasi
yang berjauhan, misalnya di kota atau negara yang berbeda, kita dapat tetap
melakukan presentasi atau mengadakan berbagai rapat penting tanpa perlu
melangkah keluar dari kantor masing-masing. Kita hanya perlu menghubungi
kantor-kantor klien dan memanfaatkan tele-emersi yang seketika itu pula dapat
menampilkan ruangan kantor mereka di dalam ruangan kantor kita. Ruangan
kantor kita pun langsung muncul seketika dalam kantor-kantor mereka. Kita tidak
perlu lagi direpotkan masalah jarak dan transportasi. Semua jadi lebih mudah dan
praktis. Kita bahkan bisa tetap mengerjakan pekerjaan kita di kantor tanpa perlu
meninggalkan rumah sama sekali. Kita bisa melakukan semuanya dari rumah! Ini
lebih hebat dari teknologi holodeck dalam film Star Trek!
Potensi yang lebih besar lagi terdapat di dunia kedokteran. Dokter-dokter
bedah ahli yang mungkin hanya ada di kota-kota besar kini dapat membantu
berbagai operasi penting di lokasi-lokasi yang selama ini susah dijangkau. Pasien
dapat dibantu dengan lebih cepat sehingga dapat meningkatkan kemungkinan
kesembuhannya. Mahasiswa kedokteran pun dapat berlatih tanpa perlu pasien
yang sebenarnya. Hanya dengan hologram mereka bisa mengerjakan semuanya.
Kita bahkan tidak hanya dapat melihat dan menyentuh hologram, tetapi kita juga
dapat mencium aromanya dengan bantuan sensor-sensor canggih yang saat ini
masih dalam tahap pengembangan. Kita tidak perlu lagi berpisah dengan keluarga
walaupun kita sedang berada di lokasi yang berjauhan. Dunia futuristik ini
merupakan bukti kehebatan teknologi.(***)

0 komentar:

Posting Komentar